Terlepar jauh dari fakta, aku berlari ke rimba belantara tanah jawa
Di bawah rindang pohon yg tersisa kupungut kepercayaan diri yg tercerai berai remuk.
Tidak kucoba mencari bayangku, karena jiwaku telah menikam rasaku. Bukan hanya kecewa tapi sakit tak terperikan
Diam mungkin dianggap dungu dan itu kulewati
Aku bersujud subuh di kaki gunung untuk menyerap energi gunung yang selalu diam.
Di pinggir kawah pada kaldera ini, tergaris jenjang jalan yg akan kulalui.
Sadar menjadi tanah harus terima diinjak-injak oleh mereka yang lupa akan diri.
Karena birahinya hampir memecahkan batok kepalanya.
Bertahan dengan pahit menjadi harapan.
Bahwa tanah mungkin akan bergerak
Bahwa gunung akan meledak
Pada waktunya, bukan saat ini.
Akan kubuktikan sampai batu itu meleleh tak berampun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar