Minggu, 12 Mei 2013

tuan kesadaran 1

bertahun genderang talah dipalu, kucoba untuk bertahan untuk tidak betjoget
walau nafas terengah menahan dada yang semakin sesak, amarah yang hampir membuncah
menatap pribadi prabadi yang seharusnya menjadi unggulan
terkapar dalam lupa entah oleh entah sebab yang tak masuk akal

kata dan fakta tak lagi searah, resah dalam diri kian pecah tak terkendali
menjadi angkara bagi orang lain

kesadaran semu takan berujung
kekuasaan semu takan beruntung

nafikan kata nurani takkan mampu berbohong
untuk jujur adalah mudah selama berani

oh tuan kesadaran
bangun sebelum matahari meneyengat
dan seribu semut api menjalari lubang kehidupanmu



Tidak ada komentar:

Rimbaku ! Rimbaku !

sebuah jeritan panjang yang menyayat, memecahkan kesunyian malam yang pekat

RIMBAKU ......!!!! RIMBAKU......!!!!

tersadar dari tidur yang nyenak tentang mimpi-mimpi yang diembuskan oleh para punjangga bahwa negeri kita kaya raya.
karena kayarayanya, hutan ditebangi dengan izin yang tidak terawasi, menebang tanpa izin semakin merajalela.
bencana datang, bukan hanya harta, nyawa ! selembar nyawa anak kita, saudara sedarkita, ibu kita, ayah kita. haaaaannnnyuuuut oleh bah yang sesaat datang

longsor melanda anak terbanam, ibu, bapak, saudara terbenam dan tidak ditemukan, terkubur tanpa lubang lahat, tanpa nisan.

mimpi-mimpi yang perih membangunkan kesadaran kita, bencana bagi manusia karena lam sudah porak poranda.
saat terjaga dari lelap, tersadar : RIMBAKU....!!!!! R I M B A K U !!!!!!!!!!!
dalam hening
pasrah sepasrah-pasrahnya

dalam bening
ada perih mengalir pelan

kubiarkan tak ku hapus
karena itu adalah milikmu
kubiarkan karena itu pemutus rindumu

dengan segala ikhlas
telah kita coba menanam tanpa memanen

dan ini adalah mata air
mata air
kehidupan
keabadian

tanpa kata
hari ini
mata air
menjadi
air mata

kini
rindu mengoyak mimpi
sampai kapan?

sampai kapan
mata air menjadi air mata

(untuk adiku FR di Krinci)