r A s A
dan tanggungjawab
saat kemerdekaan masih dalam angan para pejuang
kata itu tak terbendung
dengan segala resiko yang terkandung
berjuang untuk suatu keyakinan
darah, nanah, harta, raga bahkan jiwa
menjadi alas untuk sebuah keyakinan
diberikan untuk sebuah kata
TANGGUNG JAWAB
kini
harta ditumpuk
nanah dibuah
darah dibersihkan
jangankan nyawa
berani mengaku salah pun tak ada
dalam isi kepalanya :
senang adalah untukku
tanggungjwab pahitnya untukmu
karena engkau adalah budakku
dan akulah sang penguasa
berani maju bawa bendera benar adalah kemusnahan bagimu
karena aku adalah sang penguasa.
adalah rasa
yang terlupa
Rimbaku ! Rimbaku !
sebuah jeritan panjang yang menyayat, memecahkan kesunyian malam yang pekat
RIMBAKU ......!!!! RIMBAKU......!!!!
tersadar dari tidur yang nyenak tentang mimpi-mimpi yang diembuskan oleh para punjangga bahwa negeri kita kaya raya.
karena kayarayanya, hutan ditebangi dengan izin yang tidak terawasi, menebang tanpa izin semakin merajalela.
bencana datang, bukan hanya harta, nyawa ! selembar nyawa anak kita, saudara sedarkita, ibu kita, ayah kita. haaaaannnnyuuuut oleh bah yang sesaat datang
longsor melanda anak terbanam, ibu, bapak, saudara terbenam dan tidak ditemukan, terkubur tanpa lubang lahat, tanpa nisan.
mimpi-mimpi yang perih membangunkan kesadaran kita, bencana bagi manusia karena lam sudah porak poranda.
saat terjaga dari lelap, tersadar : RIMBAKU....!!!!! R I M B A K U !!!!!!!!!!!
dalam hening
pasrah sepasrah-pasrahnya
dalam bening
ada perih mengalir pelan
kubiarkan tak ku hapus
karena itu adalah milikmu
kubiarkan karena itu pemutus rindumu
dengan segala ikhlas
telah kita coba menanam tanpa memanen
dan ini adalah mata air
mata air
kehidupan
keabadian
tanpa kata
hari ini
mata air
menjadi
air mata
kini
rindu mengoyak mimpi
sampai kapan?
sampai kapan
mata air menjadi air mata
(untuk adiku FR di Krinci)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar