Selasa, 13 Mei 2014

TERKAPAR DI KOTA

saat rindu petang untuk pulang
dalam rimba yang gulita
cahaya rumah adalah bintang
menuntun hidup bertafakur atas celah kelemahan diri

saat rindu rimba 
dalam belantara kota 
yang tak lebih ramah dari srigala
orang rimba terkapar dikota

tuntutan itu semakin nyata
tapi bisik lembut begitu nyata
dalam kecamuk antara mengabdi dan durhaka
 
dan 
mentari kesadaran adalah tiang kehidupan
berpeluk kepapaan dalam nestapa
jerit itu takan memecahkan langit kebiadaban

berteguh janji
dalam kepastian yang kian kosong termakan zaman
jangan mengotori bila tak mampu membersihkan
jangan menebang bila tak mampu menanam
jangan cemarkan bila tak mampu mensucikan
 



rimbaku-rimbaku


semoga SANG memberikan ridhoNYA.

Aamiin.


                                                                      jalan bajnar-tasik, dalam hujan bulam mei 2014

 

Tidak ada komentar:

Rimbaku ! Rimbaku !

sebuah jeritan panjang yang menyayat, memecahkan kesunyian malam yang pekat

RIMBAKU ......!!!! RIMBAKU......!!!!

tersadar dari tidur yang nyenak tentang mimpi-mimpi yang diembuskan oleh para punjangga bahwa negeri kita kaya raya.
karena kayarayanya, hutan ditebangi dengan izin yang tidak terawasi, menebang tanpa izin semakin merajalela.
bencana datang, bukan hanya harta, nyawa ! selembar nyawa anak kita, saudara sedarkita, ibu kita, ayah kita. haaaaannnnyuuuut oleh bah yang sesaat datang

longsor melanda anak terbanam, ibu, bapak, saudara terbenam dan tidak ditemukan, terkubur tanpa lubang lahat, tanpa nisan.

mimpi-mimpi yang perih membangunkan kesadaran kita, bencana bagi manusia karena lam sudah porak poranda.
saat terjaga dari lelap, tersadar : RIMBAKU....!!!!! R I M B A K U !!!!!!!!!!!
dalam hening
pasrah sepasrah-pasrahnya

dalam bening
ada perih mengalir pelan

kubiarkan tak ku hapus
karena itu adalah milikmu
kubiarkan karena itu pemutus rindumu

dengan segala ikhlas
telah kita coba menanam tanpa memanen

dan ini adalah mata air
mata air
kehidupan
keabadian

tanpa kata
hari ini
mata air
menjadi
air mata

kini
rindu mengoyak mimpi
sampai kapan?

sampai kapan
mata air menjadi air mata

(untuk adiku FR di Krinci)