saat rindu petang untuk pulang
dalam rimba yang gulita
cahaya rumah adalah bintang
menuntun hidup bertafakur atas celah kelemahan diri
saat rindu rimba
dalam belantara kota
yang tak lebih ramah dari srigala
orang rimba terkapar dikota
tuntutan itu semakin nyata
tapi bisik lembut begitu nyata
dalam kecamuk antara mengabdi dan durhaka
dan
mentari kesadaran adalah tiang kehidupan
berpeluk kepapaan dalam nestapa
jerit itu takan memecahkan langit kebiadaban
berteguh janji
dalam kepastian yang kian kosong termakan zaman
jangan mengotori bila tak mampu membersihkan
jangan menebang bila tak mampu menanam
jangan cemarkan bila tak mampu mensucikan
rimbaku-rimbaku
semoga SANG memberikan ridhoNYA.
Aamiin.
jalan bajnar-tasik, dalam hujan bulam mei 2014
dalam rimba yang gulita
cahaya rumah adalah bintang
menuntun hidup bertafakur atas celah kelemahan diri
saat rindu rimba
dalam belantara kota
yang tak lebih ramah dari srigala
orang rimba terkapar dikota
tuntutan itu semakin nyata
tapi bisik lembut begitu nyata
dalam kecamuk antara mengabdi dan durhaka
dan
mentari kesadaran adalah tiang kehidupan
berpeluk kepapaan dalam nestapa
jerit itu takan memecahkan langit kebiadaban
berteguh janji
dalam kepastian yang kian kosong termakan zaman
jangan mengotori bila tak mampu membersihkan
jangan menebang bila tak mampu menanam
jangan cemarkan bila tak mampu mensucikan
rimbaku-rimbaku
semoga SANG memberikan ridhoNYA.
Aamiin.
jalan bajnar-tasik, dalam hujan bulam mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar