Rabu, 07 Mei 2014

Alangkah

pegawai negeri republik indonesia. berseragam dikasih pemerintah, berfasilitas punya negara. pagi berangkat sore pulang. pelayanan terhadap publik, pemerintahan, negara, mulia. sayang sekali sebagai abdi banyak yang justru tak menabdikan diri sayang sekali sang abdi mmalah menepatkan diri menjadi tuan, pelayan menjadi tuan. pemahaman akan tupoksi banyak yang lemah, kesejahteraan dianggap rendah atau emang rendah (bagi golongan tertentu atau pihak tertentu) tapi takan mati kelaparan karena standar paling minimal sudah diberi negara jabatan didapat bukan sebagai anugrah tapi sebagai usaha, syarat minimal dasarnya adalah syarat administrasi bukan kemampuan apalagi manajerial. banyak kelemahan saat ini yang membuat negara terseok walau belum ambruk karena dianatara para pegawai negeri masih ada yang mumpuni, tanpa mereka jangan harap apa apa walau kondisi ini menjadi beban bagi mereka. menjadi pejabat di kantor sering disalah artikan kantor adalah perusahaan pribadi/ keluarga/ kroni. siapa mempertanyakan siapa mendiskusikan adalah pembangkangan padahal tunduk bukan pada orannya tapi tunduk pada aturan dan jabatanya. sebelum semua usia, sadarkan lah sebeleum disadarkan oleh kuasaNYA ALLAH. aamiin. (kiriman seorang teman annonymous)

Minggu, 12 Mei 2013

                                                                          Anak ke 2 ku :



tuan kesadaran 1

bertahun genderang talah dipalu, kucoba untuk bertahan untuk tidak betjoget
walau nafas terengah menahan dada yang semakin sesak, amarah yang hampir membuncah
menatap pribadi prabadi yang seharusnya menjadi unggulan
terkapar dalam lupa entah oleh entah sebab yang tak masuk akal

kata dan fakta tak lagi searah, resah dalam diri kian pecah tak terkendali
menjadi angkara bagi orang lain

kesadaran semu takan berujung
kekuasaan semu takan beruntung

nafikan kata nurani takkan mampu berbohong
untuk jujur adalah mudah selama berani

oh tuan kesadaran
bangun sebelum matahari meneyengat
dan seribu semut api menjalari lubang kehidupanmu



Senin, 15 April 2013

MASIH ADA KAH

CITANDUY
DALAM HUJAN KERUH
SEKAN SEJUTA KISAH DUKA DIHULU TERBAWA HANYUT
DUKA DAN NESTAPA YANG MENYENGSARAKAN
TAK TERTAMPUNG LAGI DALAM KEHAMPAAN JIWA

SEKAN ALAM TELAH TERLUPA
AKAN KEBENARAN YANG SEMAKIN JAUH

NESTAPA HATI JIWA SENGSARA
BUKAN SAJA OLEH KEMARAU
TAPI JUGA OLEH RASA
YANG TELAH TERBAKAR SANG ANGKARA
SAMPAI LUPA TERHADAP DIRI

KUSAMPAIKAN DOA
SEMOGA CITANDUY KELAK AKAN BENING
BENING OLEH KASIH
BENING OLEH CINTA
BENING OLEH SAYANG
BENING YANG TULUS

BENING YANG SEBENING BENINGNYA DOA DI SUBUH HARI

(SELESAI)

Rabu, 25 Juli 2012

pertegaan

kadang ketawa tak terelakan ketika yang kaya merasa sangat miskin dan si miskin merasa cukup kaya
kadang tangis tak tertahankan ketika istigfar jauh dari sadar, takwa hanya bungkus, bungkus yang tak lebih baik dari yang dibungkusnya
seruan itu mungkin tak terdengar
untuk sedikit sejahtera
pertegaan telah dijadikan
astagfirullah

Rimbaku ! Rimbaku !

sebuah jeritan panjang yang menyayat, memecahkan kesunyian malam yang pekat

RIMBAKU ......!!!! RIMBAKU......!!!!

tersadar dari tidur yang nyenak tentang mimpi-mimpi yang diembuskan oleh para punjangga bahwa negeri kita kaya raya.
karena kayarayanya, hutan ditebangi dengan izin yang tidak terawasi, menebang tanpa izin semakin merajalela.
bencana datang, bukan hanya harta, nyawa ! selembar nyawa anak kita, saudara sedarkita, ibu kita, ayah kita. haaaaannnnyuuuut oleh bah yang sesaat datang

longsor melanda anak terbanam, ibu, bapak, saudara terbenam dan tidak ditemukan, terkubur tanpa lubang lahat, tanpa nisan.

mimpi-mimpi yang perih membangunkan kesadaran kita, bencana bagi manusia karena lam sudah porak poranda.
saat terjaga dari lelap, tersadar : RIMBAKU....!!!!! R I M B A K U !!!!!!!!!!!
dalam hening
pasrah sepasrah-pasrahnya

dalam bening
ada perih mengalir pelan

kubiarkan tak ku hapus
karena itu adalah milikmu
kubiarkan karena itu pemutus rindumu

dengan segala ikhlas
telah kita coba menanam tanpa memanen

dan ini adalah mata air
mata air
kehidupan
keabadian

tanpa kata
hari ini
mata air
menjadi
air mata

kini
rindu mengoyak mimpi
sampai kapan?

sampai kapan
mata air menjadi air mata

(untuk adiku FR di Krinci)