Minggu, 09 Agustus 2020

Aku Tak Peduli

 Tuan yg paling berkuasa di bumi merah ini, seakan tuan kaisar pemilik kebenaran tak terbantahkan.

Sadarkah tuan langkah kecil binatang paling dungu ini

Adalah kunci detak jantung anda

Tak perlu teriak atau cacimaki


Dengan senyum tuan akan terkapar....


                              gn sangkur 8 8 20

Kamis, 12 November 2015

NADA SENDU RIMBAKU

bicara tentang rimba, hampir semuanya bernada sendu, sangat jarang yang riang gembira apalagi pakai joget gembira.

Rimba lestari sering diangap benda mati tak berguna, bahkan dianggap sebagai penghalang pembangunan bukan sebagai asset alam yang patut dijaga dilestarikan tapi harus disingkirkan. dijadikan kebun, dijadikan jalan, dijadikan kota.

Rimba sebagai kamar tidur (dalam tata ruang wilayah) semakin banyak dijamah yang ahirnya dirusak, dibakar dan dimusnahkan

Kehidupan didalamnya semakin dianggap ancaman bukan sebagai teman yang memperjuangkan tata kehidupan manusia, dibantai, disingkirkan

Rimba sebagai ibu ekosistem, sering terlupa jasanya ketika memberikan dukungan untuk kehidupan, baru dirasakan saat bencana datang, setelah bencana berlalu maka semuanya kembali lupa

Rimba sebagai kehidupan masa lalu, masa kini dan masa akan datang

Rimba adalah mahluk TUHAN yang sedang menjalankan tugasnya, sebagai ibadah kepada SANG MAHA PENCIPTA, itu adalah tugasnya dan tugasnya dilaksanakan saat semnuanya dihancurkan

Para pembelanya dipinggirkan bila perlu dimatikan secara terstruktur dan terencana melalaui langkah langkah halus yang tak dapat teraba oleh hukum tapi terasa oleh akal dan nurani yang jernih

Rimba adalah kidung sendu kehidupan manusia, yang saat ini melantun menjuju kematiannya

Rimba, yang tersisa sangat sulit di selamat kan


Kamis, 15 Januari 2015

tanah yang kita pijak adalah dagingku
air yang mengalir adalah darahku
rimba perkasa adalah tulang pembentuk diriku
dan matahari adalah nyawaku

kemana akan terbawa
terlunta dalam keniscayaan keluasan alam semesta
sampai saat tunggak itu semakin rapuh

ahirnya

adalah seharusnya awal

adalah


kembali pada kesadaran

penuh adalah kosong
dan kekosongan adalah penuh

tak terelakan

dan aku kembali
pada titik seharusnya

sujud padaMU Ya ALLAH


Selasa, 13 Mei 2014

TERKAPAR DI KOTA

saat rindu petang untuk pulang
dalam rimba yang gulita
cahaya rumah adalah bintang
menuntun hidup bertafakur atas celah kelemahan diri

saat rindu rimba 
dalam belantara kota 
yang tak lebih ramah dari srigala
orang rimba terkapar dikota

tuntutan itu semakin nyata
tapi bisik lembut begitu nyata
dalam kecamuk antara mengabdi dan durhaka
 
dan 
mentari kesadaran adalah tiang kehidupan
berpeluk kepapaan dalam nestapa
jerit itu takan memecahkan langit kebiadaban

berteguh janji
dalam kepastian yang kian kosong termakan zaman
jangan mengotori bila tak mampu membersihkan
jangan menebang bila tak mampu menanam
jangan cemarkan bila tak mampu mensucikan
 



rimbaku-rimbaku


semoga SANG memberikan ridhoNYA.

Aamiin.


                                                                      jalan bajnar-tasik, dalam hujan bulam mei 2014

 

Sabtu, 10 Mei 2014

MAAF

berjuta (mungkin tak cukup juga, karena bahasa tak dapat dipempatkan)

lidah yang Tuhan ciptakan untukku
tak sepanjang yang tuan harapkan

ini lah aku
dengan keterbatasanku
dengan ketidak mampuanku

bukan mataku buta terhadap zaman

tapi mereka bukan lah aku

sebodoh apapun aku
takan kupanjangkan lidah ku
untuk menjilat jilat apapun yang di jilat

intan yang baik ada kubangan lumpur, hanya mata dewa yang dapat melihat

maaf tuan,

saya sangat kecewa atas sikap anda

padahal kemarin tuan adalah akar tempat kami bergantung

tak nyana akar itu sangat rapuhnya

m  a  a  f 




tuan tuan yang terhormat

seandainya tuan hidup di negeri dongeng di kerajaan entahlah yang ber entalah
silakan saja tuan berfikir, bertindak semau tuan tuan

tapi hari ini kita ada di negeri NYATA
yang tak dapat dipungkiri bahwa nyata itu adalah ada
aturan yang disepakati dalam kesepakatan adalah untuk kita semua
tak ada kecuali termasuk kita

bila tuan bertindak berdasarkan suka
memakai pengabai aturan
maka tuan telah keluar dari sepakat itu sendiri
dan tuan masuk dalam dunia di kerjaan entah lah yang ber entah entah pula

kuasa yang tuan pegang adalah amanat
bukan alat untuk di mainkan oleh rasa tuan

bila tuan berat menanggung semua
tak elokah tuan kembali saja
lepas semua beban
sesuai dengan aturan

agar hidup lebih nyaman
agar rimba tetap lestari

agar hidup tuan tak sia sia di ujung nafas



Rabu, 07 Mei 2014

r A s A


dan tanggungjawab

saat kemerdekaan masih dalam angan para pejuang
kata itu tak terbendung
dengan segala resiko yang terkandung
berjuang untuk suatu keyakinan
darah, nanah, harta, raga bahkan jiwa
menjadi alas untuk sebuah keyakinan
diberikan untuk sebuah kata
TANGGUNG JAWAB

kini
harta ditumpuk
nanah dibuah
darah dibersihkan
jangankan nyawa
berani mengaku salah pun tak ada

dalam isi kepalanya :
senang adalah untukku
tanggungjwab pahitnya untukmu
karena engkau adalah budakku
dan akulah sang penguasa
berani maju bawa bendera benar adalah kemusnahan bagimu
karena aku adalah sang penguasa.

adalah rasa
yang terlupa

Rimbaku ! Rimbaku !

sebuah jeritan panjang yang menyayat, memecahkan kesunyian malam yang pekat

RIMBAKU ......!!!! RIMBAKU......!!!!

tersadar dari tidur yang nyenak tentang mimpi-mimpi yang diembuskan oleh para punjangga bahwa negeri kita kaya raya.
karena kayarayanya, hutan ditebangi dengan izin yang tidak terawasi, menebang tanpa izin semakin merajalela.
bencana datang, bukan hanya harta, nyawa ! selembar nyawa anak kita, saudara sedarkita, ibu kita, ayah kita. haaaaannnnyuuuut oleh bah yang sesaat datang

longsor melanda anak terbanam, ibu, bapak, saudara terbenam dan tidak ditemukan, terkubur tanpa lubang lahat, tanpa nisan.

mimpi-mimpi yang perih membangunkan kesadaran kita, bencana bagi manusia karena lam sudah porak poranda.
saat terjaga dari lelap, tersadar : RIMBAKU....!!!!! R I M B A K U !!!!!!!!!!!
dalam hening
pasrah sepasrah-pasrahnya

dalam bening
ada perih mengalir pelan

kubiarkan tak ku hapus
karena itu adalah milikmu
kubiarkan karena itu pemutus rindumu

dengan segala ikhlas
telah kita coba menanam tanpa memanen

dan ini adalah mata air
mata air
kehidupan
keabadian

tanpa kata
hari ini
mata air
menjadi
air mata

kini
rindu mengoyak mimpi
sampai kapan?

sampai kapan
mata air menjadi air mata

(untuk adiku FR di Krinci)